TEORI ASAL USUL TATA SURYA SERTA
PERILAKU DAN SIFAT-SIFAT PLANET
Menurut paham heliosentris, matahari dielilingi
oleh planet-planet dengan bentuk orbit hamper menyerupai lingkaran. Arah
peredaran semua planet sama, yaitu berlawanan dengan arah jarum jam. Beberapa
teori yang menjelaskan terbentuknya tata surya antara lain teori nebulae, teori
planetesimal, serta teori pasang surut, teori vortex dan teori protoplanet.
1.
Teori Nebulae (kondensasi)
Teori nebulae disebut pula teori kondensasi merupakan salah
satu teori pembentukan tata surya yang paling terkenal. Menurut teori nebulae
(teori kondensasi), planet-planet dan matahari berasal dari kabut pijar yang
terpilin dalam jagad raya. Karena perputaran, maka sebagian massa kabut
terlepas dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama gumpalan kabut
tersebut. Suhu gelang-gelang tersebut lambat laun akan turun, sehingga akan
membeku membentuk gumpalan yang lama-kelamaan akan memadat menjadi planet.
Bagian dalam gelang-gelang tersebut ternyata masih berupa gas pijar dan disebut
matahari.
Teori nebulae dikemukakan oleh salah seorang filusuf Yunani
yaitu Immanuel Kant, dan dalam waktu yang hampir bersamaan fisikawan Perancis
Pierre Simon de Laplace juga mengemukakan hal yang hampir sama. Oleh karena
itu, teori nebule atau teori kondensasi sering disebut dengan teori
Kant-Laplace. Teori nebula menceritakan kejadian tersebut dalam tiga tahap,
yaitu:
1. Matahari dan planet-planet lainnya masih
berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat,
di mana pemadatan terjadi pada pusat lingkatan yang kemudian membenntuk
matahari. Pada saat yang bersamaan materi lain juga terbentuk menjadi massa
yang lebih kecil dari matahari yang disebut planet.
3. Materi-materi tersebut tumbuh semakin besar dan
terus melakukan gerakan-gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu
orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga matahari.
2
. Teori
Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh dua orang ilmuwan Amerika, yaitu
Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton. Teori ini disebut teori
planetesimal (planet-planet kecil) karena planet-planet terbentuk dari benda
padat yang telah ada sebelumnya. Menurut teori planetesimal, matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang-bintang yang sangat banyak. Pada suatu ketika
ada bintang yang berpapasan pada jarak dekat, sehingga terjadi pasang surut
pada permukaan matahari maupun bintang tersebut. Ada sebagian dari massa
matahari yang tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang menjauh, sebagian
dari massa matahari ada yang jatuh ke permukaan matahari dan sebagian yang
lainnya berhamburan ke ruang angkasa.
3.
Teori
Pasang Surut
Teori planetisimal sama dengan pasang surut. Teori pasang surut dikemukakan
oleh dua orang ilmuwan Inggris yaitu Sir James Jeans dan Harold Jefreys. Mereka
melukiskan bahwa setelah bintang yang berpapasan berlalu, massa matahari yang
lepas akan membentuk cerutu yang menjolok ke
arah bintang. Akibat bintang menjauh, maka massa cerutu terlepas dan akan
membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan inilah yang
selanjutnya akan membentuk planet-planet.
4.
Teori Vorteks (Pusaran)
Teori ini dikembangkan oleh Karl Von Weiszacker dan
Gerad P. Kuiver pada tahun 1940-an, mereka mengemukakan dua gagasan yaitu
pertama bahwa nebula atau kabut mula-mula bergolak (turbulen) , tidak diam.
Gerakan nebula ini membantu dalam pembentukan planet . Kedua bahwa pembentukan
planet sekurang-kurangnya melalui dua proses yaitu pembentukan planetisimal
kemudian protoplanet (gumpalan kabut gas). Nebula terdiri atas vortex-vorteks
(pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas. Gerakan gas dalam nebula
menyebabkan pola sel-sel bergolak (turbulen). Pada batas antar sel-sel terbulen
, terjadi tumbukan antar paertikel yang kemudian membesar, dan menjadi planet.
5.
Teori Protoplanet
Teori ini disempurnakan oleh ahli astronomi diantaranya
Gerard P Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekar. Pada dasarnya teori ini
mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan-gumpalan awan seperti
awan gas dan debu. Lebih dari 5000 tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan
itu mengalami pemampatan sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola
dan mulai berpilin. Lama-kelamaan, gumpalan gas itu menjadi pipih seperti
cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian
tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Karena
partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan, timbulah panas
dan pijar, bagian inilah yang menjadi matahari.
Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat
sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil
yang juga turut berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku menjadi
planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula proto
planet (proto berasal dari bahasa Yunani yang berarti “primitive”), sehingga
teori ini dinamakan teori proto planet.
Tata surya
terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda-banda langit seperti
satelit,komet,asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan
orbit (garis edar) yang berbentuk elips. Adapun karakteristik dari planet
diantaranya.
1. Merkurius
Merkurius adalah planet
yang paling dekat dengan matahri. Jarak rata-rata merkurius-matahari sekitar
0,39 SA (1 SA=150 juta kilometer). Planet merkurius tidak memiliki satelit.
Periode revolusi merkurius 88 hari dan periode rotasinya 59 hari. Suhu
permukaan merkurius pada bagian yang terang adalah 5.00 oC
2. Venus
Planet venus adalah
benda langit yang paling terang setelah matahari dan bulan. Orbit venus
mendekati lingkaran dengan eksentrisitasnya 0,007. Venus dikenal dengan bintang
timur atau bintang senja. periode revolusinya 225 hari. Jarak venus
ke matahari 0,72 SA atau 108 juta kilometer. Diameter venus sekitar 0,91 kali
diameter bumi.
3. Bumi
Jarak rata-rata bumi ke
matahari sekitar 150 juta kilometer. Eksentrisitas orbit bumi = 0,017, artinya
garis edar bumi mendekati lingkaran. Periode revolusi bumi = 365,3 hari disebut
satu tahun siderik dan periode rotasinya = 23 jam 56 menit disebut hari
siderik. Densitas (massa jenis) bumi adalah 5,52 gram/cm3. Bumi
mempunyai satu satelit yaitu bulan.
4. Mars
Jarak rata-rata mars ke
matahari adalah 1,52 SA atau 228 juta kilometer. Eksentrisitas orbit mars
adalah 0,093 dan periode revolusinya 687 hari. Planet mars berwarna merah, pada
malam hari cuaca cerah karena atmosfernya tipis. Mars mempunyai dua satelit
phobos dengan jari-jari orbit 9.370 km dan Deimos (satelit luar) dengan
jari-jari orbit 23.500 km.
5. Jupiter
Jupiter berjarak
rata-rata 5,2 satuan astronomi atau 780 juta kilometer dari matahari.
Eksentrisitas orbit Jupiter adalah 0,048. Periode revolusinya 11,86 tahun.
Sistem Jupiter mempunyai 12 satelit (bulan), tetapi menurut data sampai tahun
1992, Jupiter dikelilingi oleh 17 buah satelit. Empat buah satelitnya yang
berukuran besar diberi nama; Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Planet Jupiter
pada sumbunya dengan periode rotasijam 50 menit artinya planet ini berputar
sangat cepat. Planet Jupiter disebut planet raksasa karena planet ini yang paling besar dalam
tata surya.
6. Saturnus
Saturnus adalah planet
yang paling dempak dibandingkan dengan planet-planet lain. Planet ini
dikelilingi oleh gelang dan cincin yang indah. Berjarak rata-rata 9,5 satuan
astronomi atau 1.425 juta kilometer dari matahari. Jarak saturnus ke bumi
bervariasi antara 1.200 juta dan 1.650 juta kilometer. Eksentrisitas orbit
saturnus adalah 0,056, periode rotasinya 10 jam 2 menit, dan periode
revolusinya 29,,5 tahun. Saturnus mempunyai 9 buah satelit, yaitu mimas,
Encleladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.
7. Uranus
Planet ini ditemukan
oleh William Herschel pada tahun 1781. Jarak rata-rata Uranus ke matahari 19,2
satuan astronomi atau 2880 juta kilometer. Eksentrisitas orbit uranus 0,047
periode rotasinya 10 jam 8 menit dan periode revolusinya 84 tahun. System
Uranus mempunyai lima satelit, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan
Oberon.
8. Neptunus
Planet ini ditemukan
oleh observatorium berlin, dan merupakan kembaran dari planet Uranus. Jarak
rata-rata Uranus ke matahari adalah 30,07 satuan astronomi atau 4.510 juta
kilometer. Eksentrisitas orbit neptunus 0,009 dan periode revolusinya164,8
tahun. Neptunus mempunyai dua satelit, yaitu Triton dan Nereid.
REFERENSI:
Gunawan,
Admiranto. 2000. Menjelajahi Bintang
Galaxy dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
Fabian. Candra. 2002. Kosmologi Stady
Struktur Asal Mula Alam SemestaL. Malasan, Hakim 2000. Jagad Raya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden Web LTD
Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional:Rosda.
Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika, Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB
Astronomy for amateurs, 1969 oleh James Muirden (anggota royal astronomical society), diterbitkan oleh Cassel & Co Ltd
Radimun,
Iratus dkk. 1999. Ensiklopedi Singkat
Astronomi dan Ilmu Yang Bertautan. Bandung: ITB.
Mulyo,
Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian,
Pengantar Pengetahuan Geologi untuk Pemula. Bnadung: Pustaka Setia.


0 komentar:
Posting Komentar